Memperingati Hari Tuberkulosis Dunia Tahun 2019, Puskesmas Non Rawat Inap Kemingking Dalam melakukan kegiatan “Kendali TB” berupa edukasi dan skrining TB melalui gerakan Ketuk Pintu dalam rangka menuju Indonesia Bebas Tuberkulosis (TB) Tahun 2050.
Gerakan ini sudah dicanangkan Wakil Presiden Jusuf Kalla pada Maret 2015, sejak saat itu kegiatan mengetuk satu-per satu rumah penduduk telah dilaksanakan di banyak tingkat desa dan kecamatan. Setiap tahun gerakan Ketuk Pintu semakin ditingkatkan dan digalakkan untuk memperkuat penemuan kasus TB secara aktif atau active case finding.
Tahun 2017, kegiatan Ketuk Pintu telah dilaksanakan serentak di 34 Provinsi. Pada tanggal 6-20 Maret 2017 para Kader Kesehatan dibantu LSM, tenaga kesehatan dan organisasi masyarakat lainnya melakukan kegiatan Ketuk Pintu. Tujuannya tidak lain lagi untuk meningkatkan cakupan penemuan kasus TB secara aktif dan masif melalui pendekatan keluarga.
Kegiatan Ketuk Pintu merupakan gerakan yang selaras dengan GERMAS dan Pendekatan Keluarga Sehat. Kedepannya gerakan ini akan menjadi suatu kegiatan terpadu dan semakin memperkuat Keluarga Sehat.
PENGOBATAN TB
Pengobatan TB yang standar juga sangat penting. Sebab pengobatan yang tidak tepat dapat mengakibatkan timbulnya TB resisten obat yang bisa menghambat terwujudnya eliminasi TB di Indonesia.
Pengobatan TB resisten obat memakan waktu lama, dapat menimbulkan berbagai efek samping, serta memerlukan pembiayaan yang berlipat ganda dibandingkan dengan pengobatan TB sensitif obat. Selain itu, beban sosial ekonomi pasien, keluarga, masyarakat dan negara akan meningkat bila jumlah pasien kebal obat TB terus meningkat.
Sumber : Kemenkes RI
Comments